Apa Yang Terjadi Ketika Pembangunan Ekonomi Madura Pasca Suramadu ?

Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari campur tangan Investor Global (pihak yang bermodal besar) yang nantinya akan mengarah pada kapitalisme global.
Tentu tidak asing lagi bagi kita tentang eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam yang ada di daerah yang menjadi objek pembangunan ekonomi, dan wacana ini hanya untuk pemikiran dangkal saja tanpa memperhatikan waktu jangka panjang dan dampak yang akan dialami oleh daerah yang bersangkutan.
Contoh : ketika pembangunan Pulau Batam yang dimana para Investor asing masuk, tenaga dari luar daerah masuk pula sehingga masyrakat asli Batam terpinggirkan karena SDMnya masih rendah, Budaya-budaya asing yang tidak sesuai tidak lagi ada filter yang dapat merusak budaya aslinya. Begitu juga tentang Eksploitasi Minyak di Cepu oleh Ecson Mobile, dan juga Investor Lokal di Porong Sidoarjo yang tidak bertanggung jawab.
Belum lagi Eksploitasi Tambang Emas di Papua.
Mari kita lihat apakah itu semua bisa mensejahterahkan Masyarakat Daerah Yang dijadikan objek pembangunan ekonomi? Jawabannya tidak,! Masyarakat hanya dijadikan alat sementara untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi para pejabat yang penjahat dan menyerahkan eksploitasi SDA kepada Investor Asing atau local tanpa memperhatikan masyarakat local yang daerahnya menjadi proyek pembangunan ekonomi. Tetapi hanya ada kata pembangunan ekonomi saja, tapi untuk siapa?
Untuk rakyat kah atau para pejabat dan para pemodal besar?, dan tentu bukan untuk rakyat. Buktinya saja rakya banyak yang melakukan aksi menuntut hak dan kewajiban mereka serta menuntut keadilan.
Sekarang bagaimana dengan Pembangunan Ekonomi Madura pasca pembangunan Suramadu ?. Mari seluruh elemen masyarakat Madura untuk berfikir dan bersikap kritis jangan sampai kita tertipu dengan Slogan “ Suramadu Menuju Grand Design Pembangunan Ekonomi Madura, karena sudah banyak Daerah yang tertipu dan dirugikan.
Meninjau lagi tentang kebutuhan masyarakat yang juga berhubungan dengan ekonomi yang contohnya saja harga untuk sehat saja sangat mahal. Bayangkan saja untuk operasi membutuhkan biaya sangat mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat yang ekominya menengah kebawah. Apakah yang berhak menerima layanan kesehatan dari Negara hanya masyarakat yang ekonomi menengah keatas ? Apakah pemerintah telah berfikir cerdas tentang ini semua ? ataukah hanya berangan-angan saja? Coba berfikir apa yang menyebabkan biaya operasi itu mahal saja, Asumsi saya sebagai orang bodoh yang mungkin tidak tahu masalah kesehatan, berapa harga obat bius yang anda beli dari mengImport? Saya tidak tahu itu semua tapi mungkin saja itu sangat mahal. Dari sini bisa kita telaah lagi apa yang menyebabkan itu semua? Tentunya kita hanya bisa mengkonsumsi ( membeli ) hasil ekspolitasi kapitalis global.
Coba pemerintah membangun Fasilitas untuk menanam Opium tetapi tentunya dengan pengamanan dan manajemen yang sangat handal, dan setelah itu digunakan untuk keperluan kesehatan contohnya saja obat bius(penenang), bukan untuk deselewangkan dan disalahgunakan untuk menjadi barang yang Haram, tapi untuk kesehatan. Karena ini semua ada hubungannya dengan ekonomi.
Hai Masyarakat Umum khusunya Masyrakat Madura ! sekali lagi jangan tertipu dengan slogan “Pembangunan Ekonomi” jangan sampai Madura sebagai Objek Pembangunan ekonomi yang bias oleh kaum Kapitalis.
Perhatikan Slogan ini “Pembangunan Ekonomi Madura” apa yang terkandung di dalamnya masih bias, hanya “Pembangunan Ekonomi Madura”
Bukan “Pembangunan Ekonomi Masyarakat Madura” dan seharusnya Bukan “Pembangunan Ekonomi Masyarakat Madura” bukan ““Pembangunan Ekonomi Madura” kerana dalam Kalimat ini termuat Makna “Madura Sebagai Objek Pembanguan Ekonomi”, tapi subjeknya siapa?(kaum kapitalis) dan siapa yang akan menikmati pembangunan itu? Apakah Masyarakat(rakyat) Atau Para Kaum Kapitalis dan para Pejabat Tinggi? Jangan lihat nanti,! Tapi berfikirlah untuk mengatisipasi itu. Jangan sampai kapitalisme masuk Madura Pasca Pembangunan SuraMadu.By : Hanafi Sukoco

2 Komentar

  1. Ya bagus juga Opininya,..
    oiya untuk temen2 yang mo kirim opini dan artikelnya monggo krimkan ke blog ini OK,
    tunjukkan kader2 IMM berintelektual tinggi, kritis dan dinamis..OK!

    BalasHapus
  2. de' rema mak jembatan suramadu ma' tak mare-mare. apa krena buaya dikasih madu, coba buaya dikasih daging segar jadinya suradaging.
    o iya selamat buat kalian blognya ok tapi tampilannya masih biasa. ikatan organisasi bukanlah ikatan emosional namun ikatan karena memiliki visi-misi yang sama. okay jangan sampai terjabak sama problem internal coz masih adaaaaa saja masalah umat yang harus menunggu karya nyata kita. salam dari buto ijo

    BalasHapus