Essay_Melalui 3P (Pengawasan, Perhatian, dan Peran Keluarga) Solusi Mencegah Munculnya Masalah Kesehatan Mental

 

Melalui 3P (Pengawasan, Perhatian, dan Peran Keluarga) Solusi Mencegah Munculnya Masalah Kesehatan Mental

Ketika kita mendengar kata harmonis maka yang ada dibenak kita yaitu kebahagiaan sedangkan ketika kita mendengar kata Ketidakharmonisan maka yang ada dipikiran kita yaitu konflik begitu pula dengan ketidakharmonisan dalam keluarga adalah suatu hubungan keluarga yang didalamnya muncul sebuah konflik biasanya dilihat sebagai sebuah pertikaian yang akan menyebabkan perpecahan sehingga membuat hubungan dalam keluarga tersebut tidak berfungsi dengan baik. Ketidakharmonisan didalam sebuah keluarga dapat berimbas terhadap karakter dan kesehatan mental anak, karna keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Anak seringkali banyak melihat dan mendengar apa yang terjadi dilingkup keluarga, oleh karena itu peran keluarga menjadi lebih berpengaruh terhadap karakter, perilaku dan kesehatan mental anak.

Keluarga memiliki bentuk bertanggung jawab pada perkembangan sosial anak. Karena pada hakekatnya, keluargalah tempat pembentukan anggota keluarga terutama anak remaja yang masih dalam bimbingan serta taggungjawab orang tuanya.  Bukan hanya sebagai pembentukan anggota keluarga terutama anak akan tetapi perananan terpenting dalam keluarga yaitu memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun psikis.

Pada dasarnya seseorang yang menghadapi gangguan mental adalah seseorang yang lemah secara psikis. Lemah secara psikis ini terjadi karena beberapa faktor seperti kondisi jasmani dan mental yang kurang berkembang dan rapuh, pada bidang sosial, kesusilaan yang rendah serta keimanan dan ketaqwaan yang dangkal. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha untuk membantu seseorang dalam rangka memecahkan masalah pada gangguan mental tersebut.

Kesehatan mental merupakan rangkaian yang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang secara menyeluruh. Orang tua memiliki peran penting dalam membantu kesehatan mental buah hatinya. Mengasuh dan merawat anak dengan penuh kasih sayang sama dengan membangun fondasi yang kuat bagi anak agar ia dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang dibutuhkannya untuk hidup bahagia, sehat, dan sejahtera.

Kesehatan mental bukan sekadar tidak hadirnya gangguan kejiwaan dalam diri seseorang, tapi juga kemampuan untuk bisa mengatasi stres dan masalah dalam hidup. Gangguan kejiwaan tersebut tidak sama artinya dengan sakit jiwa (gila). Jika tidak dipedulikan, kesehatan mental yang terganggu akan berakhir kepada permasalahan belajar, perkembangan, kepribadian, dan masalah kesehatan fisik remaja.

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kesehatan mental juga memberi perubahan besar perilaku manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kesehatan mentalseringkali dipandang sebelah mata, padahal kesehatan mental tak boleh disisihkan sebagai permasalahan ringan.

Dikutip dari Kemenkes, kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin seseorang berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga bisa menikmati kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, seseorang yang mengalami gangguan mental maka akan mengalami gangguan suasana hati, kekuatan berpikir, dan akhirnya mengarah pada perilaku buruk. Menurut Word Health Organization (WHO), sehat adalah kondisi fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan sekedar tidak adanya penyakit dan kelemahan. sedangkan menurut Kemenkes 2018, sehat adalah sehat fisik, sehat sosial dan sehat jiwa. Oleh karena itu  Melalui 3P (Pengawasan, Perhatian, dan Peran Keluarga) penulis ingin memberikan Solusi  yaitu M3KM (Mencegah Munculnya Masalah Kesehatan Mental)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengawasan berasal dari kata “awas” yang artinya memperhatikan baik-baik, yang berarti melihat sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi laporan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Pengawasan disebut juga pengendalian. Jadi, pengawasan diperlukan kegiatan pengamatan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai aspek atau kegiatan dalam proses pencapaian tujuan (Peter F. Drucker, Sitor Situmorang, 1999:149).

Orang tua adalah guru pertama dan penting bagi anak, (Ahmadi, 2004 :177). Mendidik anak adalah tugas yang sangat mulia. Peranan penting dalam mendidik anak dalam lingkungan keluarga atau rumah tangga adalah pengawasan orang tua. Pengawasan orangtua adalah suatu keberhasilan anaknya antara lain ditujukan dalam bentuk perhatian terhadap kegiatan pelajaran disekolah dan menekankan arti penting pencapaian pretasi oleh sang anak, tapi disamping itu orangtua perlu menghadirkan pribadi sukses yang dapat dijadikan teladan bagi anak (Leving dalam Ihromi, 2004:68).

Perhatian Orang Tua adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada objek tertentu (Suryabrata, 2004:14). Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi yang ditujukan kepada sesuatu atau objek (Walgito,1990:56). Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua adalah kesadaran jiwa orang tua untuk mempedulikan anaknya, terutama dalam memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya baik dalam segi emosi maupun materi.

Hubungan antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun kepercayaan terhadap orang lain dan diri sendiri. Selain itu juga dapat membantu perkembangan sosial, emosional, dan kognitif pada anak. Penelitian menyebutkan bahwa hubungan antara orangtua dan anak yang hangat, terbuka, dan komunikatif; terdapat batas yang wajar antar usia; menyampaikan alasan terkait hal-hal yang tidak boleh dilakukan anak, akan meningkatkan rasa percaya diri dan juga performa di sekolah maupun lingkungan masyarakat. Selain itu anak akan lebih terhindar dari hal-hal negatif seperti, depresi dan penggunaan narkoba

Selain itu, ada pula peran orang tua untuk mewujudkan anak sehat, yaitu:

1.     Melakukan peningkatan imunitas fisik, melalui makanan gizi seimbang, minum yang cukup, olah raga, tidak merokok, menjauhi narkoba.

2.     Melakukan peningkatan kesehatan jiwa dan psikososial, melalui penumbuhan emosi positif, berfikir positif, dan hubungan sosial yang positif, serta taat beribadah dan berdoa. Menjaga kesehatan mental anak usia dini yaitu dengan menciptakan suasana agar  anak terlihat senang dan bahagia, lingkungan yang aman, merasa diperhatikan, disayang, dihargai, dipercaya.

Anak dapat belajar dengan baik, memecahkan masalah dan bangkit dari situasi sulit, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan cara yang positif, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Bagi pendidik termasuk orang tua, hindari kejadian traumatis, sedih dan mudah marah yang berlebihan secara terus menerus, merasa sangat cemas, ketakutan atau mimpi buruk.

Melalui 3P (Pengawasan, Perhatian, dan Peran Keluarga) dapat memberikan Solusi  yaitu M3KM (Mencegah Munculnya Masalah Kesehatan Mental). Mental itu perlu dijaga. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Jadikan kesehatan mentalmu sebagai prioritasmu.

Penulis: Ayik Fena Emilda

 

0 Komentar