Membangkitkan Pendidikan dari Keterpurukan Geografis dan Sosiologis
Ketika Pandemi
Oleh : Faizal Reza R.
“Hai kaum
terdidik dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa. Bangkitlah kalian!
karena saat inilah kita harus
bergerak mencerdasakan bangsa
kembali".
Pandemi
Covid-19 saat ini mulai mendekati fase akhir atau bisa dikatakan tahap akhir dari pandemi. Tidak terasa
pandemi ini melanda negeri ini selama satu
setengah tahun. Banyak
sekali sektor yang mengalami kemerosotan ketika pandemi ini datang tak terkecuali sektor
pendidikan. Ketika pandemi datang penutupan sekolah-sekolah menjadi
hal yang tak bisa terhindarkan, baik dari faktor kenyamanan
dan keamanan dari peserta didik patut untuk diutamakan. Kegiatan belajar mengajar siswa menjadi terhambat
kurang lebih 1 bulan tidak ada kegiatan pembelajaran.
Pada
waktu 1 bulan tersebut Kemendikbud berusaha mencari solusi guna menggerakkan pembelajaran ketika pandemi dan akhirnya diambillah sebuah solusi dimana pembelajaran akan diadakan secara
online atau kita sering menyebutnya daring
(dalam jaringan). Dimana pembelajaran menggunakan perangkat aplikasi atau software yang ada pada smartphone
atau laptop yang dimiliki. Namun dari keputusan
tersebut berkembanglah polemik baru yaitu pada segi geografis dan sosiologis yang ada.
Pada segi geografis hal ini dipengaruhi oleh letak dan posisi rumah yang berbeda ada yang terletak di dataran tinggi ataupun rendah, daerah terpencil yang tidak ada listrik, maupun kurangnya akses internet di wilayah tersebut yang menjadikan pembelajaran tidak dapat menjangkau apabila dilakukan secara daring. Sehingga solusi terbaik untuk melakukan pebelajaran pada daerah tersebut yaitu guru dengan rela mendatangi rumah dari setiap peserta didik untuk melakukan pembelajaran agar daerah tersebut tetap tersentuh oleh pendidikan dalam tanda kutip saat guru melakukan pembelaran keliling ke rumah siswa tetap mematuhi prokes.
Pada segi sosiologis yang dipengaruhi yaitu pada segi ekonomi keluarga setiap siswa, yang mengharuskan orang tua menyediakan perangkat pembelajaran daring untuk anaknya. Sehingga untuk keluarga yang perekonomiannya pada kelas menengah ke bawah cukup sulit menyediakan fasilitas tersebut utuk anaknya. Mendengar keluhan tersebut Kemendikbud memberikan solusi kepada masyarakat dengan memberikan ruang belajar pada anak dan memfasilitasi tempat tersebt dengan guru pendamping. Begitulah problematika yang terjadi ketika pandemi covid-19 pada dunia pendidikan.
Semangat
membangkitkan dunia Pendidikan ketika pandemi mulai mereda harus digaungkan untuk memulihakan pendidikan. Dikutip dari KOMPAS.com
ketika Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem
Makarim melakukan pidato Peringatan
Hari Kesaktian Pancasila di Youtube Kemendikbud Ristek mengatakan bahwa ketika pandemi dunia pendidikan
mengalami banyak tantangan dari segi
Geografis dan Sosiologis yang menyebabkan ketidak merataan pendidikan pada setiap anak. Ia pun mengatakan, selama ini upaya yang dilakukan Indonesia lebih berfokus pada hasil akhir dibandingkan integrasi
sosial budaya dan pelestarian lingkungan sekitar.
Nadiem menambahkan, kebangkitan dan kemajuan bangsa dari pandemi ditentukan oleh kemerdekaan anak-anak Indonesia untuk mengembangkan potensinya. Lebih lanjut, ia menekankan kemerdekaan dalam belajar, berkarya, kemerdekaan dalam berbudaya akan melahirkan generasi pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila yang dimaksud yakni sosok orang yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan Global mampu bergotong- royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Dengan demikian semangat untuk membangkitkan pendidikan perlu digaungkan kembali untuk mengembalikan dan memajukan pedidikan yang sempat merosot dan kemudian bangkit kembali ketika pandemi. Pendidikan adalah sebuah pondasi penting bagi sebuah negara. Apabila pendidikan sedang mengalami kemerosotan maka negara tersebut dalam keadaan tidak baik. Guru merupakan pilar penting dalam pendidikan. Bisa dikatakan sebagai ujung tombak penyedia berbagai ide kreatif dan strategis bagi dunia pendidikan, hingga dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
0 Komentar